Melatih Kemandirian Rutinitas Malam Bersama Hikari
Di tantangan Bunda Sayang Zona 4 kali ini, aspek kemandirian yang aku latih bersama Hikari adalah kemandirian perilaku, dengan fokus pada rutinitas malam.
Kenapa rutinitas malam? Karena rutinitas sebelum tidur adalah momen penting yang menentukan kualitas tidur anak. Dalam jangka panjang, kebiasaan kecil ini akan sangat berpengaruh pada kesehatan sekaligus tumbuh kembangnya.
Detail rutinitas malam yang ingin kulatih terdiri dari: merapikan mainan, makan malam, sikat gigi, toileting, ganti baju tidur, membaca buku (dibacakan Mama), dan berdoa. Aktivitas ini perlu dilakukan dengan urutan yang sama, supaya lama-lama terbentuk pola yang konsisten.
Hikari sebenarnya sudah bisa melakukan sebagian besar keterampilan ini. Tantangannya lebih pada konsistensi dan urutan—agar rutinitas jadi otomatis, bukan sekadar insidental. Dengan latihan ini, harapannya Hikari belajar dua hal sekaligus: menjaga kesehatan diri dan melatih disiplin.
Untuk mendukung keberhasilannya, dalam beberapa hari ke depan aku akan menyiapkan beberapa hal sederhana: mulai dari visual chart, alarm pengingat, kesempatan untuk memilih baju tidur dan buku bacaan, sampai sticker chart untuk tracking konsistensi. Ada juga dukungan emosional berupa pelukan, apresiasi, doa, hingga surprise reward jika berhasil konsisten.
---
Hari Kedua: Mari Kita Praktik Habit Training
Latihan ini bukan soal keterampilan teknis—karena secara umum ia sudah bisa merapikan mainan, sikat gigi, toileting, ganti baju, sampai doa sebelum tidur. Yang ingin kulatih lebih pada konsistensinya: supaya rutinitas sebelum tidur jadi pola yang sehat dan menenangkan.
Aku memulai dengan briefing kecil. Aku jelaskan urutan rutinitas malam, juga dukungan-dukungan yang akan digunakan. Hikari terlihat bersemangat sekali, apalagi begitu aku bilang ada surprise reward. Matanya langsung berbinar 🤩✨.
Tapi ya begitu deh ya, praktik tuh pasti ada tantangannya. Makan malam baru siap jam 8 (biasanya jam segitu udah bobok). Jadinya dia mulai rutinitas malam dalam kondisi capek dan agak cranky. Selesai makan malah rebahan di ruang tengah sambil pasang posisi mau tidur.
Sadar banget ini momen genting nih, antara nyerah aja karena kasihan atau tetap bertahan karena sadar Hikari perlu latihan. Jadi, Mama pilih untuk menyemangati, hehehe, maaf ya Hikari, ini tega tanda sayang 😄😘.
Akhirnya, setelah disemangati, Hikari tetap mau melanjutkan rutinitas malamnya. Pertama, merapikan kamar. Mainan sudah sempat dirapikan sebelumnya, tapi karena main lagi, jadi harus finishing setelah makan.
Lanjut lagi... Meski kelihatan banget ngantuknya, tapi setelah diingatkan dan ditemani, Hikari mau ke toilet untuk sikat gigi dan buang air kecil, lalu berganti dan mengancing baju tidur sendiri, alhamdulillah. Good job, Kakak!
Ketika tiba di bagian memilih buku, mood Hikari kembali cerah. Ia langsung bergegas ke rak buku dan memilih bacaan tentang nabi. Sesi membaca berubah jadi sesi diskusi kecil, dengan banyak pertanyaan dari Hikari. Dari yang tadinya sudah sangat ngantuk, eh setelah membaca malah jadi cenghar lagi, hehehe. Tapi tidak apa-apa. Mari kita usahakan good mood sebelum tidur itu! 😁
Selesai membaca, kami berdoa bersama, lalu aku berikan pelukan hangat. Biasanya aku menemaninya sampai terlelap, baru kemudian pindah kamar. Tapi malam ini berbeda. Adik Hurri yang sedang sakit campak terbangun dan rewel, jadi aku harus menenangkannya. Hikari ikut ke kamar, lalu tertidur di sampingku. Baru setelah ayah pulang, ia digendong pindah ke kamarnya.
---
Apa yang Aku Pelajari
Dari hari ini aku belajar satu hal: kadang dukungan terbaik itu bukan chart atau reward, tapi emosi yang tenang. Kebayang ya, anak capek, mamanya juga capek. Ketika anak ogah-ogahan tuh rasanya ingin ngeburu-buruin, tapi mencoba sadar kalau dia sedang berlatih. Jadi dukungan terbaik adalah ketika Mama mampu menahan diri untuk tidak memburu-buru, bersabar dan menghargai setiap prosesnya. Kalau sabar, ternyata proses latihan ini tetap bisa jalan meski jalannya nggak mulus sempurna.
Insight hari ini:
- Timing itu penting. Kalau rutinitas malam dimulai terlalu telat, anak jadi cranky → lebih sulit menjalani. Jadi perlu jaga konsistensi jam mulai.
- Dukungan emosional lebih utama daripada sekadar teknis. Sabar, tidak memburu-buru, dan memberi ruang pada mood anak itu lebih efektif daripada sekadar instruksi.
- Anak butuh sense of joy di tengah rutinitas. Saat memilih buku, mood Hikari balik lagi. Berarti menyelipkan aktivitas favorit bisa jadi “penyelamat” suasana.
- Fleksibilitas itu bagian dari kemandirian juga. Kondisi tidak selalu ideal, seperti kali ini saat adiknya sakit, maka rutinitas nggak harus kaku. Yang penting esensinya tetap terjaga.
Semoga rutinitas ini bisa terus konsisten ke depannya. ✨
Komentar
Posting Komentar