Meski Punya Balita, Ini Tips Agar Ibu Sempat Me Time
Bertambahnya peran dari seorang istri menjadi ibu tentu terasa menantang. Banyak para ibu yang sering merasa kewalahan dengan segala aktivitas yang terjadi di rumah sepanjang hari.
Waktu 24 jam rasanya kurang untuk menyelesaikan pekerjaan domestik, waktu terasa begitu sempit, bahkan untuk sekadar mandi dengan tenang. Padahal, agar kestabilan diri tetap terjaga, seorang ibu memerlukan waktu sejenak untuk melepas penat.
Bagiku, punya waktu untuk diri sendiri itu penting. Tidak perlu seharian penuh beraktivitas tanpa anak-anak, setidaknya setiap hari aku bisa beribadah dengan tenang, berinteraksi dengan Al-Qur'an, tidur sejenak saat mengantuk, membaca, menulis, mencari informasi di internet, terhubung dengan teman-teman, dan menjalankan hobiku.
Namun, di antara Ibu, terutama yang memiliki anak balita mungkin ada yang merasa kesulitan untuk me time. Mudah kita bayangkan, anak balita tentu masih banyak bergantung dengan ibunya. Bahkan, ingin poop saja, bisa-bisa ditunggu di depan toilet. Apakah Ibu punya pengalaman serupa?
Tenang Bu, meski punya balita, kita bisa, kok, memiliki waktu untuk me time. Pada artikel ini, Ibu akan mendapatkan banyak inspirasi agar bisa me time dengan tenang, yang kutulis berdasarkan pengalamanku, ya.
Menghemat Waktu dalam Mengerjakan Pekerjaan Domestik
Pekerjaan domestik memakan banyak waktu dalam rutinitas ibu rumah tangga. Tak jarang, kita meremehkan tugas-tugas seperti mencuci piring dan baju, memasak, atau menyapu rumah. Yang jika dirinci, bisa sampai 8 jam sehari atau lebih.
Strategi yang apik sangat diperlukan untuk menghemat waktu. Bisa dengan mengurangi, mendelegasikan, atau menerapkan sistem cut off time.
Misalnya, ibu bisa memberi batasan waktu (cut off time) untuk pekerjaan domestik yang tidak mendesak. Jika Ibu memberi waktu 30 menit untuk menyetrika dan waktunya habis, maka sudahi dulu ya, Bu, jangan sampai bablas karena "nanggung", hehehe.
Kurangi Pekerjaan Domestik yang Ibu Rasa Bisa Ditoleransi
Aku mengurangi pekerjaan menyetrika, hanya melipatnya saja. Menyetrika hanya kulakukan untuk pergi ke acara resmi.
Ibu juga bisa mendelegasikan pekerjaan domestik, jika memungkinkan sumber dayanya. Baik ke pihak luar seperti ART, laundry, rumah makan, dll.
Jika belum ada sumber dayanya, Ibu juga bisa berbicara dengan suami, dan meminta bantuan kepadanya. Meski mungkin tidak banyak, tapi dukungan dari suami seringkali menambah energi, kan? Hehehe. Oh iya, katanya, lelaki juga sebenarnya senang jika diminta bantuan, lho.
Latih Anak untuk Bermain Bebas
Apakah ada di antara Ibu yang beranggapan bahwa seorang ibu harus hadir penuh 24 jam membersamai anak dan selalu menemaninya bermain?
Bonding dengan anak baik bagi tumbuh kembangnya. Namun, ternyata anak juga butuh me time, lho. Ibu perlu memahami bahwa anak juga perlu memiliki skill bermain bebas atau independent play. Dengan skill ini, anak bisa lebih kreatif, lebih tenang, lebih mandiri, dan lebih percaya diri.
Skill ini tidak hanya bermanfaat untuk anak, tapi juga untuk Ibu. Saat anak sedang bermain bebas, Ibu bisa menggunakan waktu tersebut untuk melakukan hal-hal yang mengisi energi. Jangan lupa, sediakan ruangan yang aman untuk anak bermain bebas.
Membiasakan Rutinitas Pagi atau Malam pada Anak
Sebenarnya anak-anak senang dengan rutinitas. Rutinitas memudahkan kinerja otak dan tubuh anak.
Ketika rutinitas anak sudah terbentuk, kita bisa memperkirakan waktu istirahat mereka. Misalnya dengan membuat rutinitas malam, kita bisa memperkirakan jam tidur agar anak tidak tidur larut malam. Saat anak-anak tidur, tentunya Ibu bisa menggunakan waktu untuk rehat atau menjalankan hobi.
Mengerjakan Tugas Domestik Bersama Anak
Menggabungkan pekerjaan domestik dengan play time anak bisa menjadi life hack yang bagus untuk diterapkan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
Misalnya memasak bersama anak. Ibu bisa menemani sekaligus memberi stimulasi pada anak dan pekerjaan domestik juga terselesaikan. Anak pun dapat lebih terlatih skill-nya.
Ibu juga bisa mulai memberi tanggung jawab kepada anak, dimulai dari merapikan mainannya sendiri. Untuk balita yang sudah lebih besar, kita bisa berbagi tugas domestik. Tapi perlu diingat, ya, Bu, anak kita masih belajar, kalau hasilnya tidak terlalu sempurna, harus kita maklumi. Namun dengan berbagi tugas, Ibu bisa menghemat waktu, dan anak juga bisa belajar bertanggung jawab.
Jangan Sampai Screen Time Menyapu Habis Waktu Me Time Ibu
Bu, siapa yang suka merasa ingin me time, tapi setelah ada waktu istirahat, eh, malah screen time? Waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk recharge energy, malah jadi expend energy. Saat istirahat selesai, tubuh makin lelah karena energi habis dan waktu untuk diri sendiri pun habis.
Hal tersebut perlu kita antisipasi juga. Batasi penggunaan gadget, atau pakailah di jam-jam yang sudah ditentukan, sehingga waktu yang ada bisa digunakan sebaik mungkin untuk memulihkan energi kita menjadi lebih prima.
Dengan menjalankan 5 tips di atas, aku merasa aktivitasku menjadi lebih efisien. Aku pun masih memiliki waktu beberapa jam dalam sehari untuk meningkatkan kapasitas diriku dengan me time.
Seiring dengan makin baiknya manajemen waktu dan manajemen energi, insyaallah antara kebutuhan keluarga dan kebutuhan diri kita sendiri pun akan tetap seimbang.
Komentar
Posting Komentar