Zona 3 Day 1 : Diskusi tentang Tahap Perkembangan Anak 3-6 Tahun

-
Zona 3 di hari pertama, yeaaaay!!! 🤩

Bismillah. Zona baru, semangat baru. 
Tantangan hari ini adalah berdiskusi dengan teman-teman di Whatsapp Group, setelah hari kemarin kami memilih kelompok berdasarkan usia anak yang akan kami beri stimulasi. 

Berhubung kedua anakku berada di rentang usia 3-6 tahun, jadi tak sulit untuk menentukan pilihan. Namun, jika hanya boleh memilih 1 anak untuk diobservasi di kelas Bunsay ini, maka aku pilih untuk melatih kakaknya yang berusia 5,5 tahun terlebih dahulu. 

Oh iya, sebelum berdiskusi, kelompok 4 harus menentukan terlebih dahulu siapa yang akan menjadi ketua dan sekretaris. Aku maju mundur untuk ambil peran, sebab hari Kamis ini jadwalku cukup padat di luar, untuk hadir mewakili IP Bandung memenuhi undangan seminar di RS Melinda, dilanjutkan ke RS Hermina untuk USG trimester 3. Belum lagi pikiran yang bercabang dengan urusan kepanitiaan JCC 2024 IP Bandung dan peran di Sejuta Cinta IP Bandung (lhaaa, jadi curcol) 😅. 

Tapi saat di perjalanan aku pikir sepertinya aku bisa bantu di peran sekretaris, dengan meminta izin akan dikerjakan di malam hari. Bismillah, aku mengajukan diri. Eeeh, masya Allah, setelah chat aku kirimkan ke grup, ternyata Teh Ayu (IP Depok) pun mengajukan diri menjadi sekretaris. Akhirnya kami pun duet. Hehehe.

Rasanya agak terkejut, setelah memilih ketua dan sekretaris, ternyata teman-teman di kelompok 4 langsung tancap gas berdiskusi. Sementara aku harus melipir dulu ke dunia nyata dan belum bisa fokus untuk aktivitas online. Tang ting tung, tak terasa ratusan chat masuk menanti untuk aku baca. Masya Allah... 

Tapi ada rasa syukur juga ketika aku menceburkan diri memilih peran sekretaris, karena aku jadi terdorong untuk meresume/mengedit diskusi hari ini hingga hari ketiga nanti, dan itu insya Allah akan menambah porsi belajarku.

Kami kelompok 4 berdiskusi dengan cara mengisi bersama-sama daftar tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun, tentunya dengan sumber referensi yang kami dapatkan, baik dari buku, website terpercaya, aplikasi Primaku, dll. Lalu kami membaginya menjadi 3 bagian, yaitu usia 3-4 tahun, usia 4-5 tahun, dan 5-6 tahun. 

Menarik. Daftar tahap perkembangan yang sudah disusun ini secara umum cukup memudahkan untuk memetakan stimulasi yang tepat untuk anak sesuai usianya dengan berbagai referensi.

Semoga diskusi esok hari lebih seru lagi hingga kelompok kami bisa memilih 30 aktivitas stimulasi di hari ketiga ☺. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zona 7 Day 1 Cinta Bumi: Membuat Tabel Aktivitas Cinta Bumi

-
Setelah zona 6 terlewat karena ada hal prioritas yang harus dihadapi terlebih dahulu, alhamdulillah hari ini masuk juga ke zona 7. Kali ini temanya adalah Cinta Bumi.  Tantangan hari pertama ini adalah membuat tabel aktivitas cinta bumi selama 2 pekan ke depan untuk dilakukan bersama.  Daftar aktivitas yang akan kami jalani diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan Sampah di Lingkungan Sekitar 2. Belajar tentang Hewan yang Terancam Punah. Aktivitas dilakukan dengan menonton film dokumenter atau membaca buku tentang hewan yang terancam punah. Lalu berdiskusi bagaimana perubahan iklim dan kerusakan habitat memengaruhi mereka. 3. Membuat Kerajinan dari Barang Bekas, seperti menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai seperti botol plastik, kardus, atau kain bekas untuk membuat kerajinan. Selain mengurangi limbah, ini juga mengembangkan kreativitas anak. 4. Membuat Kompos dari Sampah Organik.  Anak diajak memisahkan sampah organik seperti sisa makanan d...
Baca selengkapnya

Zona 4 Day 1 Melatih Kemandirian dalam Rutinitas Pagi

-
Gambar
Bismillahirrahmanirrahim. Sekarang aku sampai di Zona 4 pemirsaaaa, alhamdulillah. Zona 4 ini kami belajar tentang melatih kemandirian anak.  Tantangan pada zona 4 ini berbeda dari zona yang lain. Perbedaannya, di zona lain tantangannya bisa berbeda ketika berganti hari, kalau di zona 4 ini kita hanya melatihkan 1 aktivitas selama 14 hari. Anak (dan ibu tentunya) akan belajar konsistensi.  Aktivitas yang aku latihkan selama 14 hari ini adalah rutinitas pagi. Kalimat sederhana yang jelas, singkat, dan padat yang aku gunakan untuk komunikasi dengan anak adalah "setiap pagi aku bersemangat!"   Perencanaanku dalam melatih kemandirian dalam 14 hari ke depan adalah dengan membuat Morning Routine Checklist . Ini aku gunakan sebagai pengingat sekaligus penyemangat untuk anak.  Saat Hauna bangun tidur, Mama menyambutnya, lalu Mama sampaikan bahwa selama 14 hari ke depan Mama akan belajar melatih Hauna kemandirian rutinitas pagi, dan Hauna juga belajar melakukan rutinitas pagi...
Baca selengkapnya

Rasa yang Menghidupkan Sujud

-
Pernah ada masa ketika sujud membuat mataku basah, dan bacaan demi bacaan terasa seperti bisikan lembut dari langit. Sholat bukan sekadar gerakan, tapi pelukan. Perjumpaan yang kurindukan, bukan kewajiban yang kulakukan. Saat itu, rasanya... dekat. Dalam. Tenang. Namun waktu bergulir, hidup terus berputar. Hari-hari semakin padat, pikiranku semakin riuh. Entah sejak kapan, sholat berubah rupa—dari pelukan menjadi jeda. Jeda dari rutinitas, bukan pertemuan yang menyembuhkan. Tubuhku masih setia berdiri lima kali sehari, namun hatiku seringkali tertinggal di tempat lain. Berpikir, bergegas, berisik. Dan yang menyedihkan, aku terbiasa. Terbiasa sholat tanpa rasa. Terbiasa menyapa-Nya tanpa benar-benar hadir. Hingga suatu hari, rindu itu datang. Rindu yang menyesakkan. Rindu berdiri dengan gemetar. Rindu sujud yang lama, karena tak ingin cepat berpisah. Rindu rasa itu. Rindu Dia. Lalu aku mulai bertanya pada diri sendiri: Apa yang membuat sholat terasa hidup? Apa yang membuat sujud menjadi...
Baca selengkapnya