Kakak Hauna Takut Kehilangan Mama

Hari ini Kakak Hauna sekolah seperti biasa, setelah sepekan libur karena qodarullah ibu guru dirawat di rumah sakit. Alhamdulillah hari ini ada penggantinya sementara waktu. 

Sepulang sekolah Kakak Hauna main bersama Kakak Hikari (sudah ada adiknya, jadi sekarang resmi dipanggil Kakak). Sejak pulang sekolah sudah hujan, jadi mereka bermain di rumah saja. 

Sore harinya, kami membuat bolu pisang, seperti yang sudah kami rencanakan sejak beberapa hari lalu. Spesial dibuatkan untuk menyambut ayah pulang malam nanti. 

Setelahnya, kami istirahat sejenak. Aku scroll hp, lalu menemukan sebuah postingan dari seseorang yang baru saja kehilangan ibunya. Videonya membuat hati ikut merasakan kesedihannya. Di sampingku, Kakak Hauna juga melihat postingan tersebut, aku lihat wajahnya menahan air mata. 

Sebelum tidur aku tanya, "Kakak Hauna sedih lihat video tadi?"
"Enggak kok"
"Kakak Hauna takut Mama kayak gitu juga?"
"Enggak..."
"Terus kenapa mukanya sedih gitu?"
"Ya, lumayan sedih sih videonya."
"Kakak Hauna sayang sama Mama ya?" tanyaku menggoda. 
Dia nyengir lebar lalu berkata "Hauna malu tau!" 😅
"Lho, kok, sama Mama sendiri malu. Orang yang tadi katanya pengen lho bilang sayang sama Mamanya."
Dia nyengir lagi, "Hauna sayang Mama," katanya sambil malu-malu. 

Aku meminta dia untuk datang dan memeluknya. Tapi aku rasa sepertinya masih ada emosi yang tertahan. Beberapa saat Kakak Hauna bengong. Aku tanya dia sedang memikirkan apa. Aku berharap dia mau berbagi apa yang dia pikirkan, dia resahkan, dan aku berharap sekali dengan obrolan seperti ini dia bisa belajar agar selalu jujur pada dirinya sendiri tentang bagaimana perasaannya. 

Kakak Hauna bercerita, katanya "banyak yang Una takutin." Dia ceritakan bahwa ia takut bolu pisangnya habis pas Ayah dateng. Takut Mama meninggal, lalu tidak ada yang membersihkan rumah, lalu rumah kotor, banyak tikus, banyak ular. Katanya ia capek kalau bersihkan sendiri. Lalu, ia juga takut sendirian. 

Akhirnya kami jadi deeptalk tentang kehidupan dan kematian. Bahwa semua manusia pasti akan meninggal, tidak harus selalu menunggu tua. Tapi ada amal jariyah yang akan dibawa setelah meninggal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang soleh. Semoga Kakak Hauna jadi anak soleh yang mendoakan Mama dan Ayah kelak 🥲

Setelah itu, ia masih tampak menyimpan sesuatu. Aku rasa masih ada emosi yang terpendam. Kakak Hauna bilang, "tapi Hauna masih takut..." akhirnya tangisnya pecah. Ah, ini yang sedari tadi menunggu untuk keluar: air mata. 

Aku mengajaknya berdoa. Kita boleh meminta sama Allah semoga diberikan umur panjang, bisa bersama-sama sampai tua. Ditutup dengan Kakak Hauna berdoa. Mama mengaminkan. 

***

Alhamdulillah. Hal-hal yang sudah baik hari ini adalah kemampuan berkomunikasi dengan membaca emosi anak. Sementara yang harus ditingkatkan adalah ketenangan dalam berbicara. 

Insight yang aku dapatkan hari ini adalah ternyata deeptalk juga diperlukan sekali untuk orang tua dan anak. Bukan hanya soal internalisasi nilai, moral, agama, dll, melainkan tukar pikiran dan tukar rasa secara mendalam. 

Alhamdulillah atas semua kebaikanNya yang menuntunku. Bismillah untuk hal-hal baik esok hari. 

#sinergiwujudkanaksi
#ibuprofesional
#IP4ID2024
#bunsayIIP
#bunsaybatch9
#institutibuprofesional
#komunikasiproduktif #zona2 #TantanganHarike1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zona 7 Day 1 Cinta Bumi: Membuat Tabel Aktivitas Cinta Bumi

Zona 4 Day 1 Melatih Kemandirian dalam Rutinitas Pagi

Rasa yang Menghidupkan Sujud