Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

2VBAC Part 4 - Di Ujung Kehamilan: Harap yang Tak Pernah Hilang

Gambar
Cerita Sebelumnya: 2VBAC Part 2 - Menunggu dengan Cinta, Cerita 40 Minggu Kehamilan 40 Minggu, 1 Hari Pertanyaan dari orang-orang mulai berdatangan, "Belum lahiran?" Kalau dulu, saat hamil pertama, aku mudah terbawa perasaan mendengar pertanyaan seperti itu. Pada kehamilan kedua, aku tidak sempat baper karena selalu menjawab HPL-ku adalah minggu ke-42. Namun, di kehamilan ketiga ini, aku tidak lagi baper. Justru aku menyadari bahwa pertanyaan mereka lahir dari kepedulian. Tapi peduli itu sering kali datang bersama kekhawatiran. Sepulang mengantar Hauna sekolah, aku merasa gelisah. Air mata jatuh begitu saja. Sedih, khawatir, dan tidak tenang. Bukan karena takut sakit saat melahirkan, tetapi lebih pada kekhawatiran tentang kondisi bayiku. "Apa bayiku baik-baik saja? Apakah plasentaku masih bisa memberikan nutrisi? Bagaimana jika kondisi air ketuban yang minggu lalu masih jernih kini sudah berubah? Bagaimana jika aku salah mengambil keputusan karena terus menunggu persa...

Ketika Hauna Bertanya tentang Allah

Malam ini, Kakak Hauna terbangun dari tidurnya karena ingin ke toilet. Setelah selesai, ia tidak langsung kembali ke kamarnya, melainkan datang ke kamar Mama. Awalnya, Hauna hanya diam tanpa mengatakan apa-apa. Mama bertanya, "Kenapa Hauna nggak tidur di kamar Hauna?" Hauna menjawab, "Cuma mau tanya, kenapa Allah nggak punya rumah?" Mama tersenyum dan menjawab, "Karena Allah bukan makhluk yang butuh tempat." Hauna mengernyitkan dahi, lalu bertanya, "Nanti kedinginan dong?" Mama menjelaskan, "Yang bisa kedinginan itu makhluk aja. Allah nggak bisa kedinginan atau kepanasan." Hauna tampak penasaran, "Kenapa nggak bisa kedinginan atau kepanasan?" Mama menjawab dengan lembut, "Karena kalau kedinginan atau kepanasan itu berarti ada kelemahan. Allah itu Maha Kuat, nggak punya kelemahan." Hauna berpikir sejenak, lalu bertanya lagi, "Berarti Allah itu hamba?" Mama menjawab sambil tersenyum, "Bukan, Allah itu Tu...

Menjadi Lebih Mindful dalam Memberikan Feedback

Hari ini, aku berlatih memberikan feedback dengan suamiku sebagai partner. Kalau diibaratkan dengan emotikon, suasana komunikasi kami terasa hangat dan nyaman, seperti 😊☺️. Hal yang sudah baik: Hari ini aku berhasil memilih kosa kata yang tepat saat berdiskusi. Pemilihan kata yang baik ternyata membuat komunikasi lebih nyaman, efektif, dan mudah dipahami. Hal yang masih perlu diperbaiki: Aku ingin belajar untuk lebih mindful saat berbicara,  seperti meletakkan ponsel dan tidak mengerjakan hal lain secara bersamaan . Dengan begitu, pikiranku tidak terbagi, aku bisa lebih fokus, sehingga komunikasi terasa lebih dalam dan bermakna. Insight hari ini: Aku menyadari bahwa manajemen waktu sangat berpengaruh pada kualitas komunikasi. Memberikan batasan waktu untuk aktivitas tertentu membantu kita lebih hadir sepenuhnya dalam percakapan, tanpa tergesa-gesa atau terganggu oleh hal lain. Latihan ini membuatku semakin paham bahwa komunikasi yang produktif tidak hanya soal berbicara, tetapi ju...

Belajar dari Kebun Kecil: Menjawab Rasa Ingin Tahu Anak tentang Kehidupan

Hari ini, Kakak Hauna bermain di kebun kecil depan rumah. Tak lama, ia datang mengadu, katanya ia ingin punya tanaman. Ia bercerita bahwa ia sudah menanam tangkai tanaman dan rajin menyiramnya, tetapi kenapa tanamannya malah layu? Setelah kuperiksa, ternyata Hauna menanam tangkainya tanpa akar. Di pot yang lain, ia menanamnya dengan pasir. Dengan lembut, aku menjelaskan bahwa semua makhluk hidup memiliki tempat yang tepat untuk hidup. Contohnya, manusia diberikan Allah tempat hidup di bumi, bukan di matahari, karena kita tidak akan bisa bertahan di sana. Begitu pula dengan tanaman. Agar bisa tumbuh, tanaman membutuhkan tanah, bukan pasir. Aku juga menjelaskan bahwa manusia memiliki mulut untuk makan dan minum, sementara “mulut” tanaman adalah akarnya. Jika akarnya tidak ikut ditanam, tanaman tidak bisa “makan” dan “minum,” meskipun disiram air. Mendengar penjelasanku, Hauna tampak mengangguk-angguk, sepertinya ia mulai memahami. Dari pengalaman kecil ini, aku pun merenung. Allah telah ...

2VBAC Part 3 - Menunggu dengan Cinta: Cerita 40 Minggu Kehamilan

Gambar
Cerita Sebelumnya: 2VBAC Part 2 - Cerita Kehamilan Ketiga Foto pemandangan saat olahraga jalan kaki di sore hari. Masya Allah, walhamdulillah. Hari demi hari kehamilan ini dilalui dengan berbagai cerita: kebahagiaan, tantangan, kejutan, hingga keberkahan. Hingga sampailah kami di hari ini, usia kandungan 40 minggu 4 hari. Rasanya campur aduk sekali. Namun di sisi lain, alhamdulillah, Allah tidak pernah membiarkan aku kehilangan harapan. Pada kehamilan kali ini, entah mengapa aku tidak ingin melewatkan hari tanpa berharap pada-Nya, dalam hal apa pun. Seperti saat pemeriksaan kehamilan di usia 38 minggu, hasilnya sempat membuatku khawatir. Namun Allah tidak pernah mencabut harapan di hatiku. Hingga pada pemeriksaan usia kehamilan 39 minggu, bidan menyarankan mencari opsi kedua. Alhamdulillah, semua sangkaan buruk itu tidak terkonfirmasi. Plasenta dalam kondisi baik, air ketuban cukup dan jernih, berat badan janin diperkirakan 2,9 kg.  Masya Allah, alhamdulillah. Allah selalu Mahabaik...

2VBAC Part 2 - Perjalanan Kehamilan Ketiga

Gambar
Cerita Sebelumnya: 2VBAC Part 1 - Ketika Allah Titipkan Amanah Baru Kehamilan ketiga ini, aku baru memeriksakan kehamilan di usia kandungan 9 minggu. Sementara itu, pada usia 4-9 minggu awal, aku hanya mengonsumsi asam folat dan vitamin lainnya secara mandiri. Aku melakukan USG pertama kali di usia kandungan 11 minggu. Alhamdulillah, kondisiku dan janin dalam keadaan sehat. Hemoglobinku (HB) di trimester pertama juga 12,3, alhamdulillah aman. Namun, tantangan yang berbeda pada kehamilan ketiga ini adalah mual yang berlangsung cukup lama hingga pertengahan trimester kedua, disertai muntah yang cukup sering. Di usia kandungan 17 minggu, aku mengalami perdarahan. Bidan menyarankan untuk bedrest selama tiga hari dan melakukan USG ulang jika perdarahan berlanjut. Realitanya, dengan dua balita di rumah, sulit bagiku untuk benar-benar bedrest . Namun, alhamdulillah perdarahan hanya terjadi hari itu saja. Pada usia kandungan 20 minggu, aku kembali USG. Qadarallah, sama seperti dua kehamilan ...

2VBAC Part 1 - Yang Ketiga: Ketika Allah Titipkan Amanah Baru

Gambar
Beberapa bulan terakhir di tahun 2023 menjadi bulan-bulan kesedihan. Aku hanya bisa menyaksikan berita tentang Palestina dengan perasaan yang tak menentu. Rasa-rasanya usahaku untuk membantu tidak banyak berdampak, hanya setitik kecil di tengah lautan penderitaan mereka. Menyakitkan sekali setiap kali melihat tayangan anak-anak yang berguguran menjadi korban genosida. Sumber: INH Sempat terlintas di benakku sebuah harapan kecil. Jika mujahid-mujahidah di sana berguguran, insya Allah, Allah akan hadirkan generasi mujahid dan mujahidah baru di seluruh penjuru bumi. Ya Allah, jika Engkau ridha, perkenanlah aku untuk menjadi salah satu ibu yang melahirkan mereka, anak-anak yang kelak Engkau pilih untuk memperjuangkan agama-Mu. ---  Masih jelas dalam ingatanku, saat itu tanggal 18 Januari. Aku memutuskan untuk tespack karena merasa ada tanda-tanda yang berbeda. Namun, hasilnya negatif. Aku tidak terkejut karena sudah terbiasa. Memang hanya aku saja yang selalu resah setiap bulan, ingin ...