Belajar dari Kebun Kecil: Menjawab Rasa Ingin Tahu Anak tentang Kehidupan

Hari ini, Kakak Hauna bermain di kebun kecil depan rumah. Tak lama, ia datang mengadu, katanya ia ingin punya tanaman. Ia bercerita bahwa ia sudah menanam tangkai tanaman dan rajin menyiramnya, tetapi kenapa tanamannya malah layu?


Setelah kuperiksa, ternyata Hauna menanam tangkainya tanpa akar. Di pot yang lain, ia menanamnya dengan pasir. Dengan lembut, aku menjelaskan bahwa semua makhluk hidup memiliki tempat yang tepat untuk hidup. Contohnya, manusia diberikan Allah tempat hidup di bumi, bukan di matahari, karena kita tidak akan bisa bertahan di sana. Begitu pula dengan tanaman. Agar bisa tumbuh, tanaman membutuhkan tanah, bukan pasir.


Aku juga menjelaskan bahwa manusia memiliki mulut untuk makan dan minum, sementara “mulut” tanaman adalah akarnya. Jika akarnya tidak ikut ditanam, tanaman tidak bisa “makan” dan “minum,” meskipun disiram air. Mendengar penjelasanku, Hauna tampak mengangguk-angguk, sepertinya ia mulai memahami.


Dari pengalaman kecil ini, aku pun merenung. Allah telah menciptakan semua makhluk hidup dengan habitatnya masing-masing, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Penguin, misalnya, hanya bisa hidup di tempat yang dingin seperti di kutub, bukan di Indonesia. Begitu juga manusia, setiap kita memiliki peran masing-masing. Meskipun berbeda, peran itu adalah hadiah dari Allah yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan hidup kita.


Sebagai penutup, aku dan Hauna sepakat untuk menanam bersama. Kami akan mencari tanaman yang cocok untuk ditanam di kebun kecil kami dan belajar merawatnya dengan baik.


Alhamdulillah, hari ini aku merasa bersyukur karena bisa menjawab pertanyaan Hauna dengan bahasa yang ia pahami. Namun, aku juga menyadari bahwa pengetahuanku masih perlu terus ditingkatkan. Pertanyaan anak-anak sering kali seperti cabang-cabang pohon, semakin banyak mereka bertanya, semakin luas wawasan yang harus kujawab.


Dari momen ini, aku mendapat pelajaran penting: menjawab rasa ingin tahu anak dengan serius adalah bentuk penghargaan terhadap rasa penasaran mereka. Rasa ingin tahu itu mahal, dan harus dijaga agar menjadi bekal cinta belajar mereka di masa depan.


Alhamdulillah atas segala kebaikan yang Allah limpahkan hari ini. Bismillah, aku berdoa semoga esok hari selalu diiringi keberkahan dan langkah-langkah menuju kebaikan.


#sinergiwujudkanaksi
#ibuprofesional
#IP4ID2024
#bunsayIIP
#bunsaybatch9
#institutibuprofesional
#komunikasiproduktif #zona2 #TantanganHarike1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zona 7 Day 1 Cinta Bumi: Membuat Tabel Aktivitas Cinta Bumi

Zona 4 Day 1 Melatih Kemandirian dalam Rutinitas Pagi

Rasa yang Menghidupkan Sujud