Belajar Menerima Hidup yang Cukup & Bahagia

Plot twist detected! Selama ini ya, aku pikir aku tuh terlalu santai. Sekarang baru sadar kalau sebenarnya bukan terlalu santai, tapi aku yang punya ekspektasi terlalu tinggi untuk diri sendiri. Tanpa sadar, aku sudah melakukan banyak hal, tapi tetap merasa kurang, dan perasaan itu sangat melelahkan. Pada akhirnya, di satu titik, aku benar-benar merasa sudah cukup perfeksionisme yang menguras energiku. Aku ingin hidup dengan lebih realistis saja. 

Tapi kemudian, aku kembali bertanya, apa itu realistis buat aku?

Dalam perenungan, aku rasa realistis buat aku adalah menerima bahwa hidup nggak harus selalu ideal, tapi tetap cukup dan bahagia.

Rumah nggak selalu rapi? Wajar. Aku punya tiga anak kecil yang aktif. Yang penting masih nyaman ditinggali dan nggak sampai jadi kapal pecah total.

Anak-anak belum mandiri semua? Wajar. Mereka masih bertumbuh dan butuh ibunya dalam banyak hal.

Suami masih ikut bantu-bantu? Wajar. Rumah tangga itu kerja tim, bukan ujian survival sendirian.

Nggak selalu produktif tiap hari? Wajar. Aku juga manusia yang butuh istirahat.

***

Lalu, gimana caranya supaya lebih santai dan bisa menikmati hidup tanpa terus merasa harus "lebih baik lagi"?

1. Redefinisi Slow Living Versi Aku

Slow living bukan berarti hidup santai tanpa tanggung jawab. Bagiku, slow living lebih ke menjalani hidup dengan ritme alami, tanpa terus-terusan ngebut dan membandingkan diri sendiri dengan standar yang terlalu tinggi.

2. Kasih Diri Sendiri "Kelonggaran"

Aku mencoba bikin standar yang lebih manusiawi. Contoh:

Hari ini rumah berantakan? Nggak apa-apa. Cukup beresin yang penting dulu.

Lagi capek banget? Yaudah, aku kasih izin ke diri sendiri buat istirahat tanpa rasa bersalah.

Anak-anak rewel? Itu bukan berarti aku gagal. Mereka hanya sedang butuh perhatian lebih.

3. Fokus ke Momen, Bukan Checklist

Daripada fokus ke "aku harus beresin ini itu", aku ingin lebih menikmati setiap momen:

Lagi nyuapin anak? Aku ingin menikmati interaksinya, bukan cuma mikirin "cepet habisin makanannya".

Lagi lipat baju? Aku bisa sambil dengerin podcast atau ngobrol sama anak.

4. Kurangi Self-Talk yang Keras

Aku juga belajar melatih pola pikir. Saat dalam hati muncul suara:

❌ "Kok rumah berantakan terus sih, aku gagal jadi ibu?"

➡ Aku coba ubah jadi: ✅ "Hari ini rumah agak berantakan, nggak apa-apa. Aku sudah mengurus anak-anak, dan itu juga penting."

5. Punya Waktu Buat Diri Sendiri

Kadang aku merasa nggak punya waktu buat santai, padahal mungkin ada, tapi aku sendiri yang nggak kasih izin buat menikmatinya. Aku coba luangkan 10-15 menit sehari buat hal kecil yang bikin recharge: baca buku, minum teh, atau sekadar duduk menikmati suasana tanpa gangguan.

Hidup nggak harus sempurna untuk bisa bahagia.

Aku ingin menjalani hidup dengan cukup, mensyukuri yang ada, dan memberi ruang untuk menikmati setiap momen.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zona 7 Day 1 Cinta Bumi: Membuat Tabel Aktivitas Cinta Bumi

Zona 4 Day 1 Melatih Kemandirian dalam Rutinitas Pagi

Rasa yang Menghidupkan Sujud