Merayakan Kegagalan
Pernah nggak sih, kamu lagi scroll Instagram, terus tanpa sadar mulai ngebandingin hidup sendiri sama hidup orang lain?
Yang muncul di feed: keberhasilan demi keberhasilan.
Ada yang baru lulus kuliah, jualannya sold out terus, anaknya hafal juz sekian, konsisten edukasi ini itu, homeschooling anaknya dengan sabar, rumahnya estetik, hidupnya terlihat rapi dan… ya, “berhasil”.
Aku nggak bilang itu salah. Sama sekali nggak. Keberhasilan memang pantas dirayakan. Harus malah!
Karena di balik keberhasilan itu, pasti ada perjuangan yang nggak kelihatan.
Tapi di tengah semua euforia itu, aku jadi kepikiran…
Kenapa ya, kegagalan jarang dapat ruang untuk dirayakan juga?
Padahal, kalau dipikir-pikir, kegagalan justru sering jadi guru yang paling sabar.
Ia mungkin menyakitkan, tapi diam-diam membentuk kita jadi lebih kuat.
Mengajarkan kita tentang keikhlasan, keberanian, dan yang paling penting: pengenalan terhadap diri sendiri.
Kegagalan bikin kita berhenti sejenak.
Bukan untuk menyerah, tapi untuk bertanya ulang:
“Apa yang sebenarnya penting?”
Kadang, di titik gagal itulah hidup mulai jujur sama kita.
Menunjukkan bahwa mungkin selama ini kita terlalu ngoyo ngejar definisi sukses versi orang lain.
Tapi, kalau disuruh milih gagal atau berhasil, ya tentu kita pilih berhasil dong. Siapa sih yang suka gagal? Tapi realita hidup nggak seindah highlight Instagram. Kadang kita jatuh. Kadang malu. Kadang ngerasa nggak cukup.
Yang jarang dibicarakan adalah... Kegagalan yang dilihat dengan makna, itu beda rasanya.
Dia bukan lagi sesuatu yang memalukan, tapi justru bisa jadi tempat bertumbuh.
Kita nggak perlu pamer kegagalan juga sih. Tapi kalau mau merayakannya? Boleh banget.
Dirayakan bukan karena kita bangga udah gagal. Tapi karena kita tau: kita udah berani nyoba, udah ngasih usaha terbaik, dan… kita sedang tumbuh, meskipun belum semua orang bisa lihat hasilnya.
Jadi kalau hari ini kamu lagi ngerasa gagal, lagi ngerasa “kok hidupku gini-gini aja”, coba tarik napas dan duduk sebentar...
Mungkin, yang kamu anggap sebagai kegagalan… adalah langkah diam-diam menuju arah yang lebih bermakna.
Dan kalau kamu butuh satu alasan untuk tetap melangkah, ingat ini:"
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman." —QS. Ali Imran: 139
Komentar
Posting Komentar