Surat kepada Aku yang Dulu
Hai, kau yang sedang duduk di bangku kuliah, dikelilingi tumpukan teori dan harapan, menyusun rencana hidup yang indah seperti merangkai origami. Hai, gadis penuh cita-cita yang percaya bahwa hidup bisa diatur serapi to-do list, apa kabarmu? Dulu, kau membayangkan di masa depan kau akan menjadi ibu yang produktif baik secara materi maupun kontribusi, bekerja dari rumah dengan anak-anak bermain ceria di dekatmu, berpenghasilan cukup, tetap tampil manis, dan punya waktu luang untuk membaca buku kesukaanmu. Ah, indah sekali ya? Kau percaya bahwa mimpi bisa diraih dengan niat baik dan perencanaan matang. Aku tersenyum mengingatnya. Bukan karena itu keliru, tapi karena aku baru tahu: hidup tak selalu mau ikut rencana. Kini aku sudah di masa depan itu! Tapi... Hari ini, aku tak bekerja di kantor megah, tidak juga bergaji sepuluh juta, dan hariku tak selalu indah. Kadang aku lupa makan, kadang aku menangis di kamar mandi, kadang aku iri melihat perempuan lain yang tampaknya lebih 'berhasi...