Menyelami Emosi Diri

Bismillahirrahmaanirrahiim... 

Selamat detik-detik terakhir weekend! 

Hari ini adalah hari ke-4 dari zona pertama Self Awareness.


Alhamdulillah... Hari ini dimulai dengan cukup smooth. Anak-anak bangun tanpa merengek dan menangis-nangis. Ketika bangun, mereka langsung mencariku dan mendapatiku sedang shalat. Mereka pun menunggu dengan tenang. Setelahnya, baru mereka meminta diantar ke kamar mandi untuk buang air kecil. 


Tapi tentu saja hampir tidak mungkin rasanya jika hari-hari berjalan damai 24 jam, hahaha. Eits, tidak perlu ditolak yaa. Apapun emosi yang dirasakan, akui saja, lalu terima emosi tersebut sebagai bagian dari naluriah manusia dan bagian dari proses kita menuju lebih baik. 


Oh iyaaa, aku mencatat berbagai macam emosi yang aku lalui hari ini dengan journaling di buku catatanku. Aku merasa lebih plong, karena journaling kali ini bukan hanya muhasabah diri, tapi juga muhasabah hati. Aku juga merasa dengan journaling aku jadi lebih mampu menyelami emosi diri, mengulang dalam ingatan tentang apa pemicunya, bagaimana sensasi tubuhnya, apa reaksi spontan yang muncul, serta merenungi dan memberi catatan tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk membuat diri lebih nyaman jika hal tersebut terjadi lagi. 


Diantara semua emosi yang hadir, aku lebih risih dengan emosi marah. Kenapa ya? Apakah ada yang mengalami hal serupa denganku? Apakah itu tandanya aku belum bisa menerima emosi tersebut? Ya, bisa jadi seperti itu. 


Sepertinya aku tidak ikhlas jika harus merasakan emosi marah pada anak, sehingga responku adalah ingin langsung memutusnya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya; emosi tersebut malah semakin menguat dan meledak. 


Baiklah, aku paham sekarang. PR-ku selanjutnya adalah berdamai dengan semua emosi, termasuk emosi marah. Semoga praktik esok hari berprogres. 😉


#JurnalBunsay #Bunsay9 #InstitutIbuProfesional #Zona1 #SelfAwareness #TantanganHarike4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zona 7 Day 1 Cinta Bumi: Membuat Tabel Aktivitas Cinta Bumi

Zona 4 Day 1 Melatih Kemandirian dalam Rutinitas Pagi

Rasa yang Menghidupkan Sujud